Kamis, 03 November 2011

Seputar pelatihan internet  di blc,,,Jepara

Para peserta sangat antusias dalam pelaksnaan Broadband Learning Center


Pelatihan Broadband Learning Center di ikuti oleh berbagai instansi


Kebersamaan dalam pelaksanaan Broadband Learning Center di kecamatan Wealahan

Rabu, 02 November 2011

DUNIA DIGITAL......

STRATEGI DAsAr MARKETING

Isu dan Perubahan Sosial
Pelaku pembangunan membutuhkan kemampuan dan ketrampilan untuk
memahami serta mengelola isu sosial yang muncul di masyarakat. Umumnya isu
sosial berkembang seiring dengan proses perubahan sosial. Saat ini isu-isu sosial
yang tidak ada habis-habisnya adalah seputar ”korupsi”, ”bencana alam Tsunami”,
narkoba”, ”lingkungan hidup”, ”pemberdayaan masyarakat”, ”flu burung”, ”krisis
kepercayaan” dan sebagainya.
Dibutuhkan strategi yang komprehensif untuk mengelola isu sosial yang
nantinya diharapkan dapat mengubah perilaku individu, kelompok bahkan
masyarakat luas. Kampanye sosial adalah bagian dari promosi pemasaran sosial.
Langkah awal yang perlu dilakukan untuk membuat kampanye sosial adalah analisa
situasi. Analisa situasi internal untuk mengenal aktor terkait, baik kemampuan
organisasi dan eksternal untuk memahami isu sosial. Kemudian, mempelajari isu
yang dihadapkan pada masalah sosial atau dilema dari karakter utama, bisa terkait
dengan suatu kebijakan. Setelah mengidentifikasi karakter isu maka dapat
dirumuskan berbagai pertanyaan terkait dengan isu tersebut.
Riset sosial adalah tulang punggung dari pemasaran sosial. Informasi penting
yang diperoleh dari riset adalah info lengkap tentang isu sosial yang sedang dihadapi.
Riset juga sangat penting untuk merumuskan strategi dalam menghasilkan konsep
yang tepat agar mampu menumbuhkan kepedulian dan mau berderma sebagai
Social Marketing
© PPF 2006 11
output” kampanye sosial. Berbagai metode penelitian sosial dapat digunakan untuk
meneliti karakter dari isu sosial. Apabila kerangka besar isu sosial telah diperoleh
maka organisasi dapat menyusun rencana strategis dengan obyektif dan tindakan
sosial yang akan ditempuh.
Situasi sosial, menurut Linda, antara lain dapat diketahui dengan lebih tajam
apabila meminjam mata sosiologi (sociological eye). Dengan memahami prinsipprinsip
sosiologis dalam meneropong dan mengeksplorasi situasi, menurut Linda,
organisasi
Enterpreuner sosial
Dalam perkembangan social marketing selanjutnya, muncul istilah ”social
enterpreneurship”. Tak berbeda jauh dengan yang dikenal di dunia bisnis, istilah ini
memiliki makna ”kepeloporan” dan ”kemandirian” dalam pelaksanaan program dan
pengumpulan dana. Para narasumber menyatakan bahwa yang paling perlu sebelum
sampai ke tahapan ini adalah menata organisasi terutama untuk membangun
kepercayaan (building trust).
Menurut Hermawan, enterpreneur sosial adalah produk dari kepemimpinan
yang profesional, yang berani mengambil risiko, tajam dalam membidik peluang,
demikian pula handal dalam membuat eksekusi demi keberlanjutan organisasi.
Meskipun banyak yang meyakini, enterpreneur itu ’dilahirkan’, tetapi Hermawan
mengatakan ini bisa dipelajari dan diteliti untuk dikembangkan.
o0o
“’Jual’ gagasan dengan mencari entry point yang
kena’ dengan masyarakat yang akan diubah” –
.
Landasi upaya social marketing dengan riset. Ini
yang selalu dilupakan teman-teman di organisasi
nirlaba. Dengan demikian, dalam evaluasi dan
analisa, masalah dapat ditelusuri dan mudah
dilakukan perbaikan”. Dr. Linda D. Ibrahim


Dasar-dasar Marketing”).
Dasar-dasar Marketing
Dasar-dasar pemasaran dikenal sebagai “4 P” dalam bahasa Inggris.
Setiap “P” berkontribusi terhadap marketing mix, sebuah ‘formula’
dalam menjalankan strategi pemasaran. Berikut ini adalah
penjabarannya:
1. Produk
Barang atau jasa pelayanan yang ditawarkan kepada calon
pembeli atau pelanggan. Ada beberapa hal berkaitan dengan
produk yang selalu perlu dievaluasi oleh penjual atau pemberi jasa.
2. Pricing
Harga/nilai produk atau layanan.
3. Place (tempat)
Tempat, lokasi atau saluran distribusi adalah cara menyediakan
produk untuk konsumen.
4. Promosi
Adalah gabungan atau mix dari periklanan, penjualan pribadi,
promosi penjualan dan kehumasan yang digunakan perusahaan
untuk mendukung tujuan-tujuan periklanan dan marketing.
Social Marketing

Selasa, 18 Oktober 2011

BUDAYA JEPARA


PEMAHAMAN
Ukir ~ Juru ( pandai, tukang )Contoh: Tukang Ukir : Orang yang pekerjaannya mengukirMengukir : Menoreh ( menggores, memahat ) dsb.

Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
  1. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patih tersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI.
  1. Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbulah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang berkembang di Jepara hingga kini.











Tidak lengkap rasanya kalau berkunjung ke indonesia tapi tidak mengunjungi Jepara
Jepara mempunyai potensi yang sangat hebat, salah satunya adalah budaya. Jepara mempunyai budaya senis yang cukup banyak namun yang sangat menonjol adlah kerajianan seni ukur.